Pages

Monday, March 14, 2011

Virus

Virus Secara Umum

Virus merupakan penyebab infeksi terkecil yang memiliki diameter 20-300 nm. Virus hanya mengandung satu jenis asam nukleat (DNA atau RNA). Asam nukleat yang dimiliki virus mengandung informasi-informasi yang diperlukan untuk memerintah sel inang yang terinfeksi untuk mensintesis makromolekul khusus yang dibutuhkan dalam pembentukan virus baru. Asam nukleat pada virus tebungkus oleh kulit protein (kapsid) yang dikelilingi oleh selubung (envelope). Virus tidak aktif jika berada di diluar sel hidup. Virus hanya bereplikasi pada sel hidup, sebagai parasit pada tingkat genetik.1

Asal Evolusi Virus

Asal virus tidak diketahui. Namun, terdapat beberapa teori mengenai asal virus, yakni:

  • Virus mungkin berasal dari komponen DNA atau RNA sel inang yang kemudian berubah. Komponen tersebut menyerupai gen yang telah memperoleh kemampuan untuk hidup tanpa tergantung dari sel.
  • Virus mungkin berasal dari bentuk degenerasi dari parasit intraseluler. Tidak ada bukti bahwa virus berasal dari bakteri meskipun ada kemungkinan bahwa organisme intraseluler obligat lain, misalnya klamidia, berasal dari cara tersebut.1
  • Teori Escaped Gene: virus berasal dari asam nukleat yang normal dan independen dari sel. DNA virus dapat berasal dari plasmid, sedangkan RNA virus berasal dapat dari mRNA.
  • Teori Regressive: degenerasi dari sel prokariotik yang hidup parasit pada sel eukariotik.2

Klasifikasi Virus

Dasar Klasifikasi

1. Bentuk virion: ukuran, bentuk, jenis simetri, dan ada atau tidak adanya membran.

2. Jenis asam nukleat: DNA atau RNA, beruntai tunggal atau ganda.

3. Sifat-sifat psychochemical virion.

4. Sifat protein virus.

5. Sifat biologi.

Klasifikasi tertua virus didasarkan pada penyakit yang ditimbulkan (klasifikasi berdasarkan Simtomatologi) dan sistem ini menawarkan kemudahan tertentu untuk pengobatan klinik. Namun, klasifikasi ini tidak memuaskan ahli biologi karena virus yang sama dapat muncul dalam beberapa kelompok apabila virus tersebut menyebabkan beberapa penyakit. Virus hanya memiliki ordo, famili, genus, dan spesies. Pada tahun 2005, International Commission on Taxonomy of Viruses (ICTV) mengatakan bahwa telah ditemukan tiga ordo, 73 famili, 287 genus, dan lebih dari 1900 spesies virus. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam klasifikasi virus adalah:

  • Sel inang (vertebrata/invertebrata, tanaman, alga/fungi, bakteri)
  • Morfologi (simetri pada kapsid, memiliki selubung/tidak)
  • Tipe genome

Adapun cara penamaan virus, yaitu nama famili selalu diakhiri –viridae, subfamili diakhiri dengan –virinae, dan genus diakhiri dengan –virus. contohnya adalah Ordo: Mononegavirales, Famili: Paramyxoviridae, Subfamili: Paramyxovirinae, Genus: Morbillivirus, dan Spesies: measles virus.2

Struktur Virus

Pengetahuan mengenai struktur virus diperlukan untuk memahami interaksi antara partikel-partikel virus dengan reseptor permukaan sel. Pengetahuan ini menjadi dasar untuk menciptakan obat khusus yang dapat mencegah pelekatan virus.

· Materi genetik

Virus mengandung asam nukleat DNA atau RNA yang menyandikan informasi genetik yang diperlukan untuk replikasi. Genom virus dapat beruntai tunggal atau beruntai ganda, berbentuk lingkar atau linear, dan bersegmen atau tidak bersegmen. Jenis asam nukleat, jenis untai, dan bobot molekul adalah ciri utama yang digunakan untuk menggolongkan virus ke dalam famili-famili. Gabungan dari DNA/RNA dan kapsid disebut juga sebagai nukleokapsid. Gambar disamping adalah contoh jenis untaian pada genom virus.1

· Kapsid

Karakteristik bentuk dari virus ditentukan oleh kapsid. Pada virus yang tidak memiliki selubung, kapsid merupakan bagian terluar. Kapsid berfungsi untuk menjaga asam nukleat dari lingkungan, seperti UV. Kapsid dibuat dari subunit yang bernama kapsomer. Kapsomer memiliki kemampuan untuk membentuk kapsid. Kapsomer tersusun secara sistematis untuk memberi bentuk kapsid, yaitu ikosahedral dan heliks. Namun, ada pula virus yang memiliki bentuk kapsid kompleks.2

· Selubung (envelope)

Selubung lebih banyak ditemukan pada virus yang menyerang hewan. Selubung lebih bersifat rentan pada tekanan dari lingkungan.2

Siklus Replikasi Virus

  • Adsorpsi
  • Penetrasi
  • Replikasi
  • Assembly
  • Release







Identifikasi Virus

Ada kriteria-kriteria dalam mengidentifikasi suatu partikel sebagai virus, yaitu:1

  • Partikel hanya dapat diperoleh dari sel atau jaringan yang terinfeksi.
  • Partikel-partikel yang diperoleh dari berbagai sumber bersifat sama dan identik, tanpa mempedulikan spesies sel tempat tumbuh virus.
  • Tingkat aktivitas infeksi dari sediaan berbanding lurus dengan jumlah partikel yang ada.
  • Tingkat kerusakan fisik partikel yang disebabkan oleh sarana kimia dan fisik sesuai dengan hilangnya aktivitas virus.
  • Sifat-sifat tertentu dari partikel dan kemampuan infeksinya harus terbukti sama, misalnya perilaku pengendapan dalam ultrasentrifugasi dan kurva stabilitas pH-nya.
  • Spektrum absorpsi dari partikel fisika murni merupakan kisaran ultraungu harus bertepatan dengan spektrum ultraungu virus.
  • Antiserum yang disiapkan terhadap virus infektif harus bereaksi dengan partikel yang dimaksud dan sebaliknya.
  • Partikel-partikel tersebut harus dapat menginduksi penyakit yang khas.
  • Masuknya partikel dalam biakan jaringan harus menghasilkan turunan dengan sifat-sifat biologi virus.

Daftar Pustaka

  1. Brooks GF, Butel JS, Morse SA. General Properties of Viruses. Jawetz, Melnick & Adelberg’s Medical Microbiology. 24th ed. USA: The McGraw-Hill Companies; 2007.
  2. Hogg S. Essential Microbiology. London: Willey. 2005. p. 237-247.

No comments: