Pages

Sunday, October 30, 2011

Fungsi Kulit

Kulit merupakan organ tubuh terbesar yang berfungsi tidak hanya sebagai barrier mekanis antara tubuh dengan lingkungan eksternal, tetepi juga berfungsi dalam mekanisme pertahanan, absorpsi, ekskresi, dll. Disini, saya akan menjelaskan mengenai fungsi-fungsi kulit yang menunjang kehidupan manusia. Berikut ini adalah berbagai fungsi kulit, yaitu:

Proteksi

Kulit berfungsi untuk menjaga bagian dalam tubuh dari gangguan fisik, kimiawi, infeksi luar dari bakteri atau jamur, serta gangguan yang bersifat panas. Hal tersebut dikarenakan pada kulit terdapatnya lapisan lemak subkutan, dermis, dan epidermis. Selain itu, tebalnya lapisan kulit dan jaringan penunjangnya juga berperan sebagai pelindung dari gangguan fisik. Faktor yang berperan penting dalam fungsi proteksi ini adalah keratin, lipid, sebum, pH asam, pigmen melanin, dan sel Langerhans serta makrofag yang berada di dermis. Berikut adalah beberapa mekanisme proteksi pada kulit:1,2

Keratin

Lapisan keratin bersifat kedap udara, cukup kedap air, dan tidak dapat ditembus oleh sebagian besar bahan. Oleh karena itu, lapisan ini dapat menahan segala sesuatu yang melewatinya dalam dua arah antara tubuh dan lingkungan eksternal. Sebagai contoh, lapisan ini dapat memperkecil hilangnya air tubuh dan protein plasma pada penderita luka bakar, serta mencegah benda asing masuk ke dalam tubuh. Selain itu, proses keratinisasi juga berperan sebagi barrier mekanis karena sel-sel mati akan melepaskan dirinya secara teratur.3

Lipid

Lipid yang dihasilkan oleh granula lamellar berfungsi untuk mengurangi evaporasi air dari permukaan kulit. Oleh karena itu, kulit akan terhindar dari dehidrasi. Selain itu, lipid juga akan mencegah masuknya air ke dalam kulit.2

Sebum

Sebum yang dihasilkan kelenjar sebasea berperan untuk menjaga kulit dan rambut agar tidak menjadi kering. Selain itu, sebum mengandung bahan kimia anti bacteria yang dapat membunuh bakteri. Peran lain dari sebum adalah pada masa fetus, yakni kelenjar lemak fetus yang dipengaruhi oleh hormone androgen ibunya akan memproduksi sebum yang berfungsi untuk melindungi kulit fetus dari cairan amnion, disebut sebagai vernix caseosa.1,2

pH asam

Keasaman kulit terbentuk dari hasil ekskresi keringat dan sebum, sehingga menyebabkan pH kulit berkisar 5-6,5. Hal tersebutlah yang menjadi perlindungan kimiawi kulit terhadap infeksi bakteri maupun jamur.1

Pigmen melanin

Melanosit yang menghasilkan melanin berfungsi untuk proteksi terhadap pajanan sinar UV dari matahari. Hal tersebut dilakukan dengan cara menyerap radiasi UV agar mencegah kerusakan DNA di epidermis dan menetralisir radikal bebas yang terbentuk akibat UV.2

Sel Langerhans

Sel Langerhans berfungsi sebagai sel penyaji antigen ke sel T. Hilangnya sel Langerhans akibat paparan UV dapat menyebabkan kulit lebih rentan terhadap invasi mikroba dan kanker.3

Absorpsi

Kulit yang sehat tidak akan mudah meyerap air, larutan, dan benda padat. Namun, ada beberapa zat yang dapat diabsorpsi kulit, antara lain zat yang larut lemak (seperti: kortison, vitamin A, D, E, dan K), obat, O2 dan CO2. Ada pula beberapa material toksik yang dapat diabsorpsi melalui kulit, yaitu organic solvent (seperti: aseton (pada kuku) dan karbon tetraklorida), logam-logam berat (seperti: merkuri dan arsen), dan beberapa racun. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap air memungkinkan kulit memiliki peranan dalam fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan, dan metabolisme. Penyerapan yang terjadi pada kulit dapat belangsung melalui celah antar sel, menembus epidermis, atau melalui muara saluran kelenjar.1,2

Ekskresi

Kulit yang normal memiliki peran dalam ekskresi. Zat-zat, seperti CO2, garam, amonia, dan urea akan diekskresikan melalui keringat. Selain itu, tiap harinya sekitar 400 mL air akan terevaporasi.2

Persepsi

Fungsi persepsi pada kulit diperankan oleh ujung-ujung saraf sensorik yang berada di dermis dan subkutis. Pada rangsangan panas, ujung saraf yang berperan adalah badan Ruffini yang terletak di dermis dan subkutis. Pada rangsangan dingin, ujung saraf yang berperan adalah badan Krause di dermis. Pada rangsangan rabaan, ujung saraf yang berperan adalah badan Meissner yang terletak di papilla dermis. Sedangkan pada rangsangan tekanan, ujung saraf yang berperan adalah badan Paccini. Selain itu, terdapat pula reseptor nyeri yang diperankan oleh ujung saraf bebas. Ada pula 1,2

Termoregulasi

Kulit berperan dalam termoregulasi dengan 2 cara, yakni dengan pengeluaran keringat dan pengaturan aliran darah di dermis. Jika temperature lingkungan tinggi atau mendapatkan panas dari hasil olahraga, maka produksi keringat akan meningkat dan evaporasi keringat dari permukaan kulit akan membantu mengurangi temperature tubuh. Pada keadaan tersebut, pembuluh darah di dermis akan mengalami dilatasi, sehingga akan banyak darah yang melewati dermis dan meningkatkan hilangnya panas dari tubuh. Sebaliknya, jika temperature lingkungan rendah, maka produksi keringat akan sedikit dan pembuluh darah di dermis akan menjadi konstriksi. Dengan hal tersebutlah, tubuh akan menjaga panas dalam tubuhnya.2

Pembentukan pigmen

Sel melanosit yang berada di statum basal berperan dalam pembentukan pigmen melanin. Jumlah dan jenis melanin dapat bervariasi sehingga hal tersebutlah yang menentukan warna kulit ras manusia. Orang yang berkulit terang pada dasarnya memiliki jumlah melanosit yang sama dengan orang yang berkulit gelap. Perbedaan warna kulit tersebut bergantung pada jumlah melanin yang diproduksi dari sel melanosit dan ditransfer ke sel keratinosit. Disini, enzim tirosinase memiliki peran penting dalam jalur biokimia untuk menghasilkan melanin. Paparan sinar UV akan meningkatkan aktivitas enzimatik di dalam melanosom sehingga produksi melanin akan meningkat. Pada orang yang berkulit terang, terdapat 2 faktor genetik yang mencegah enzim tersebut dapat berfungsi dengan penuh, yakni:3

  • Banyak enzim tirosinase yang dihasilkan dalam bentuk inaktif.
  • Adanya beberapa inhibitor yang menghambat kerja enzim tirosinase.

Pajanan sinar matahari mempengaruhi produksi dari melanosom. Pigmen akan disebarkan ke lapisan kulit bagian atas (epidermis) melalui julurannya yang menyerupai dendrit, sedangkan ke lapisan bawah kulit melalui sel melanofag (melanofor). Warna kulit sebenarnya tidak hanya dipengaruhi oleh pigmen kulit, akan tetapi dipengaruhi pula oleh tebal tipisnya kulit, hemoglobin, dan karoten.1

Pembentukan Vitamin D

Sintesis vitamin D memerlukan aktivasi dari precursor di kulit melalui sinar UV dari matahari. Enzim yang berada di ginjal dan hati selanjutnya akan memproduksi calcitriol yang merupakan bentuk aktif dari vitamin D. Calcitriol merupakan hormone yang berperan dalam absorpsi kalsium dari saluran pencernaan.2

Rujukan

  1. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2010. Pg. 7-8.
  2. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology. 11th Ed. USA: John Wiley & Sons. 2006. Pg. 157-158.
  3. Sherwood L. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Ed 6. Jakarta: EGC. 2011. Pg. 485-487.

Gangguan Perkembangan Psikososial Anak

Perkembangan psikososial pada anak sangat berperan penting untuk kehidupan sang anak kedepannya. Perkembangan psikososial anak berhubungan dengan kemampuan mandiri anak, seperti makan sendiri, berpisah dengan ibu/pengasuh, kemampuan bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungannya. Perkembangan psikososial anak dipengaruhi oleh stimulasi dari orang tua, stess yang dialami anak, kelompok sebaya, motivasi belajar, dll. Stimulasi harus diberikan orang tua kepada anaknya secara teratur sehingga dapat meningkatkan kemampuan anak dalam bersosialisasi dan kemandirian. Stimulasi pun harus disertai rasa kasih sayang sehingga perkembangan anak pun akan menjadi baik.

Gangguan psikososial pada anak dapat menyebabkan gangguan perasaan (seperti depresi, cemas), ganguan fungsi tubuh (seperti gangguan psikosomatik), gangguan perilaku (seperti pasif, agresif), atau gangguan penampilan. Problem psikososial tersebut dapat ditimbulkan oleh stress fisik atau emosi cacat bawaan, luka fisik, pengasuhan yang tidak sesuai, konflik pernikahan, penyiksaan anak, dan kesibukan orang tua yang berlebihan. Gangguan ini pun bersumber pada multifactor, seperti:

  • Ekspresi anak bergantung pada temperamen, tingkat perkembangan, sifat dan lamanya stress, pengalaman masa lalu, dan kemampuan keluarga dalam menyelesaikan suatu masalah.

Orang tua harus diberi semangat untuk mempersiapkan anak-anaknya agar dapat mengantisipasi kejadian-kejadian yang dapat menimbulkan traumatis. Anak pun harus dibiasakan untuk dapat mengungkapkan perasaannya secara langsung, seperti cemas, takut, atau marah. Oleh karena itu, perasaan yang ada di anak dapat mulai dikontrol.

Hal yang Berkaitan dengan Gangguan Perkembangan Psikososial Anak

Cedera Sistem Saraf Pusat

Cedera otak pada anak dapat meningkatkan risiko kemunduran intelektual dan gangguan psikiatrik. Hambatan sosial pun akan mulai bermunculan. Faktor prenatal telah lama dianggap sebagai salah satu dari penyebab kerusakan otak dan gangguan perilaku anak. Kelahiran premature yang melibatkan hipoksia merupakan penyebab kondisi anak, seperti hiperaktif, kesulitan dalam sosialisasi, dan kurangnya kontrol emosi. Selain itu, penyalahgunaan zat selama hamil juga dapat mempengaruhi perkembangan prenatal dan masa awal anak. Sebagai contoh, penggunaan kokain pada ibu hamil dapat menyebabkan problem pada plasenta, kelahiran premature, retradasi pertumbuhan intrauterine, dan berat badan lahir rendah pada bayi.

Penyakit Psikosomatik

Ada tiga kategori gangguan psikosomatik, yakni:

  1. Faktor psikologi yang mempengaruhi kondisi fisik (gangguan psikofisiologis). Sebagai contoh adalah kecemasasan pada anak menderita kolik yang berujung pada ketakutan.
  2. Gangguan somatoformis, yakni gangguan dengan keluhan atau disfungsi yang tidak berada di bawah kendali kesadaran, contoh gangguan nyeri somatoformis.
  3. Gangguan palsu, yakni gangguan somatic dan psikologis yang dikendalikan secara sadar dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan, contoh gangguan palsu kronis.

Gangguan Vegetatif

Gangguan vegetative yang diderita anak antara lain adalah gangguan pengunyahan. Tanda dari gangguan ini adalah kehilangan berat badan atau gagal dalam menambah berat badan. Gangguan ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan dan biasanya muncul pada usia 3-14 bulan. Ada gangguan pengunyah yang psikogenik dan terjadi dengan sendirinya. Penanganan yang dapat diberikan adalah perbaikan perilaku makan dan penyuluhan terhadap orang tua.

Gangguan Kebiasaan

Gangguan kebiasaan yang ada pada anak adalah pelepasan dari ketegangan, seperti menghisap ibu jari, menggoyangkan badan, menggigit kuku, menarik rambut, dll. Gangguan ini terlihat dari pola gerakan berulang-ulang dari anak. Hal ini dapat dianggap sebagai gangguan tergantung pada apakah hal ini mengganggu fungsi fisik, emosi, atau sosial anak.

Gangguan Kecemasan

Kecemasan, ketakutan, dan kekhawatiran merupakan perkembangan normal. Jika keadaan tersebut justru member efek negative terhadap interaksi sosial, maka hal tersebut merupakan patologis dan membutuhkan intervensi.

Tatalaksana Pada Anak Gangguan Perkembangan Psikososial

Psikofarmakologi

Penggunaan obat untuk mengubah perilaku anak adalah kontroversial. Pengaruhnya pada perilaku dipengaruhi oleh kematangan sistem saraf pusat dan lingkungan (penderita dan orang tua).

Psikoterapi

Apabila telah ditentukan bahwa psikopatologi ada pada anak maka rencana untuk terapi dapat dipilih. Terapi yang dapat diberikan kepada anak adalah terapi dinamik, yaitu dirancang untuk memahami motivasi psikologis anak, dan terapi perilaku, yakni terapi yang digunakan untuk mengubah perilaku-perilaku spesifik melalui pemberian penguatan positif secara konsisten. Selain itu, terdapat pula terapi yang diberikan untuk keluarga. Hal ini guna untuk menanamkan pengertian keluarga terhadap anak.

Rujukan

1. Behrman RE, Kliegman RM, Arvin AM. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Vol 1. Ed 15. Jakarta: EGC. 2000. Hal. 95-103.

Dasar Perawatan Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir dibedakan menjadi 2, yakni bayi normal dan bayi gawat (high risk baby) yang membutuhkan perawatan khusus. Dalam melakukan pemeriksaan yang baik untuk mengetahui apakah bayi termasuk sehat atau tidak sehat, maka diperlukan kriteria bayi dalam batas normal, diantaranya adalah sebagai berikut :1,2

  • Masa hamil : 37 – 41 minggu
  • Berat badan : 2500 – 4000 g
  • Panjang badan : 44 – 53 cm
  • Lingkar kepala : 31 -36 cm
  • Skor Apgar : 7 – 10
  • Tidak mempunyai kelainan kongenital yang berat (seperti spina bifida)

Ada beberapa pertolongan yang dapat diberikan kepada bayi baru lahir, yakni:1,2

  1. Pembersihan lendir pada bagian mulut, hidung, dan mata bayi dengan menggunakan kasa steril.
  2. Tali pusat diikat dengan baik kemudian dijepit dengan klem jepit plastik dan dipotong. Lalu, bekas luka diberikan antiseptic.
  3. Perawatan mata bayi: mata bayi dibersihkan dan diberi obat untuk mencegah infeksi pada mata. Obat yang digunakan adalah salep penisilin atau dengan tetesan nitras argenti 1-2% sebanyak 2 tetes pada masing-masing mata.
  4. Memberi injeksi vitamin K.
  5. Penimbangan berat badan bayi dan pengukuran panjang badan.
  6. Pengukuran lingkar lengan atas dan lingkar kepala.
  7. Pengukuran suhu tubuh, denyut jantung, dan kecepatan pernapasan.
  8. Pemeriksaan fisik seluruh tubuh bayi, seperti pemeriksaan kepala, wajah, mata, telinga, leher, mulut, dada, abdomen, genitalia, anus, kulit, tulang belakang, dll.
  9. Pemeriksaan neurologi.

Refleks kedip

Ketukan lembut diatas hidung biasanya memberikan rangsangan refleks kedip. Uji ini hampir selalu memberikan hasil normal.

Refleks rooting dan sucking

Hal ini merujuk pada perangsangan sensorik pipi dan kulit sekitar mulut dan bibir. Tekanlah 1 jari pada pipi di dekat mulut dan gerakkan pelan-pelan. Hal ini akan menyebabkan bayi membuka mulutnya dan menengok mencari puting ( ujung yang bisa disusunya ). Bilamana jari, sesuatu yang lembut diletakkan dalam mulutnya, bayi yang normal akan segera menghisapnya dengan kuat dan menelannya secara serempak.

Refleks Moro

Refleks Moro merupakan suatu kejutan yang menimbulkan perasaan jatuh pada bayi. Bila bayi baru lahir dikejutkan, tangan dan kakinya akan terentang ke depan tubuhnya, seperti mencari pegangan, dengan jari-jari terbuka. Kalau tidak ada reaksi merentangkan lengan sama sekali berarti abnormal, demikian pula kalau rentangan lengan asimetri.

Mendengar

Reaksi mendengar secara sekilas juga bisa dilakukan pada bayi baru lahir. Cara yang paling mudah adalah kita berkata “aaah!”, ke telinganya dengan jarak sekitar 3-4 cm ketika ia sedang menangis. Biasanya ini akan menghentikan tangisannya.

Melihat

Bayi baru lahir dapat melihat dan akan cepat mencari sumber cahaya yang diarahkan kepadanya. Kepalanya mungkin akan ditengokkan ke arah kamar atau jendela. Demikian pula apabila ia didudukkan seraya dipegangi sehingga posisinya setengah duduk dengan sudut 30 derajat menghadap ke arah kita bisa didapatkan adanya fiksasi mata pada jarak sekitar 20 cm.

Skor APGAR

Skor Apgar merupakan metode yang digunakan untuk memeriksa keadaan bayi baru lahir untuk mengidentifikasi apakah dibutuhkan resusitasi dan untuk memperkirakan kondisi kesehatan bayi. Penilaian skor Apgar dilihat dari lima kriteria, yakni Appearance, Pulse, Grimace, Activity, dan Respiration. Penggunaan skor Apgar umumnya dilakukan pada menit ke-1, 5, dan 10. Pada menit ke-1, dilakukan untuk melihat apakah bayi memerlukan bantuan resusitasi, sedangkan pada menit ke-5 dan 10 dilakukan sebagai pemantauan terhadap hasil resusitasi yang telah dilakukan. Berikut adalah penjelasan dari tiap kriteria Apgar:1,2

Skor

0

1

2

Appearance (Warna kulit)

Seluruhnya biru

badan berwarna merah muda, sedangkan ekstremitas berwarna biru

Seluruh tubuh kemerah-merahan

Pulse

(Denyut jantung)

Tidak ada

< 100 kali/menit

> 100 kali/menit

Grimace

(Reaksi terhadap rangsangan)

Tidak ada respon terhadap stimulasi

Sedikit gerakan mimik

Batuk atau bersin

Activity

(Tonus otot)

Lemah atau tidak ada

Ekstremitas dalam fleksi sedikit

Bergerak aktif

Respiration (Pernapasan)

Tidak ada

Lemah dan tidak teratur

Baik dan diikuti dengan menangis keras

Interpretasi hasil Apgar adalah sebagai berikut:

  • Nilai 0-3: bayi dengan asfiksia berat
  • Nilai 4-6: bayi dengan asfiksia ringan-sedang
  • Nilai 7-10: bayi normal

Skor Apgar yang rendah dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain Immaturity, obat analgesic, anomali paru, obstruksi pernapasan, trauma kepala, dll. Skor Apgar tidak dapat memprediksi keadaan saraf bayi. Kombinasi antara penilaian skor Apgar dan pH arteri umbilicus dapat memprediksi kematian bayi.

Status Gizi Bayi Baru Lahir

Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik, data antropometri, dan hasil pemeriksaan laboratorium. Antropometri merupakan indikator untuk menentukan kecukupan asupan gizi dan pertumbuhan bayi dan balita. Penilaian antropometri umumnya berdasarkan berat badan, panjang badan, tinggi badan, lingkar kepala, dll.2

a. Berat badan

Berat badan bayi ditimbang dengan menggunakan timbangan bayi. Sebelum menimbang, periksa lebih dahulu apakah alat sudah dalam keadaan seimbang (jarum menunjuk angka nol). Bayi ditimbang dalam posisi berbaring telentang tanpa baju.

b. Panjang badan

Panjang badan bayi dapat diukur dengan akurat dengan melekatkan verteks bayi pada kayu yang tetap, sedangkan kayu yang dapat bergerak menyentuh tumit bayi.

c. Lingkar kepala

Lingkaran kepala yang diukur adalah lingkaran kepala terbesar. Caranya adalah dengan meletakkan pita melingkari kepala melalui glabella pada dahi, bagian atas alis mata, dan bagian kepala bayi yang paling menonjol. Pita pengukur diletakkan sedemikan rupa sehingga kencang melingkari kepala.

Selain berat badan, panjang badan, lingkaran kepala, ukuran antropometrik yang umumnya diukur adalah lingkaran lengan atas dan tebal lipatan kulit. Lingkaran lengan atas diukur dengan menggunakan pita. Pita pengukur dilingkarkan pada pertengahan lengan kiri, antara akromion dan olekranon. Pada bayi baru lahir, lingkaran lengan atas umumnya berkisar 11 cm. Pengukur tebal lipatan kulit adalah skinfold calipers. Lipatan kulit yang umumnya diukur adalah daerah triseps, subskapular atau suprailiaka. Pengukuran dilakukan dengan mencubit kulit sampai terpisah dari otot dasarnya kemudian lipatan kulit tersebut diukur dengan kaliper.2

Penurunan Berat Badan Bayi3

Apakah berat badan bayi meningkat? Hampir semua bayi yang baru lahir akan mengalami penurunan berat badan. Hal tersebut disebabkan karena pada berat badan pada fetus berkisar 90% adalah air, sedangkan setelah lahir berat badan hanya sekitar 80% air. Pada saat bayi berusia 2 hari, umumnya berat badan akan menurun sekitar 3-9 % dari berat badan saat lahir. Namun, berat badan bayi diharapkan dapat meningkat minimal 15 - 60 gram per hari. Jika berat badan bayi tetap, maka diharapkan berat badannya akan meningkat setelah satu minggu. Namun, jika berat badan bayi menurun, maka penyebabnya antara lain:

  1. Kurangnya pemberian ASI
  2. Penyakit jantung kongenital
  3. Metabolic Defect
  4. Kurangnya hubungan emosional ibu dan bayi

Rujukan

  1. Mochtar R. Sinopsis Obstetri. Ed. 2. Jakarta: EGC. 1998. Hal 119-121.
  2. Matondang CS, Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Diagnosis Fisis Pada Anak. Jakarta: Sagung Seto. 2003.
  3. Emmett GA. Field Guide to Normal Newborn. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 2004. Hal 166-167.